24/04/11

Banyaknya Warga Asing Yang Mengeksplorasi Budaya Indonesia


Sering kita lihat belakangan ini beberapa stasiun televisi menayangkan acara-acara mengenai kebudayaan Indonesia. Mulai seni musik, seni tari dan sebagainya. Namun, dalam tayangan tersebut banyak orang asing yang mempelajari kebudayaan Indonesia. Dari belajar cara menggunakan alat musik tradisional, seni wayang, seni tari dan lain-lain. Apakah orang asing itu salah?? Yang semestinya kitalah sebagai warga Negara Indonesia yang mempelajari dan melestarikan kebudayaan kita sendiri. Ya mungkin kita bisa bangga karena ada orang asing yang tertarik ingin mempelajari kebudayaan Indonesia. Tapi pernahkah kita berpikir, jika suatu saat budaya kita dikuasai oleh Negara lain?? Tentunya jangan sampai hal itu terjadi.
Kita lihat saat ini banyak kebudayaan kita yang diakui oleh Negara lain. Apa yang bisa kita perbuat?? Kita tidak bisa hanya marah, tetapi kita juga harus melakukan sesuatu agar kebudayaan kita bisa dikenal oleh Negara lain.
Kita harus sadar bahwa budaya kita sudah mendunia. Apa yang harus kita perbuat jika orang asing lebih mengenal budaya Indonesia ketimbang masyarakat Indonesia itu sendiri. Mungkin ini juga dampak dari era globalisasi saat ini. Masyarakat lebih tertarik dengan budaya barat yang masuk ke Indonesia yang sesungguhnya tidak semua budaya barat itu bisa kita terima.  Sekarang budaya-budaya tradisional tengah "terjajah" dengan "budaya" asing yang terlihat sangat "keren" di mata anak muda.
Pernahkah kita berpikir, budaya Indonesia sudah mendunia tapi apakah nama Indonesia sudah mendunia juga?? Budaya Indonesia adalah identitas yang kita miliki yang bisa menjadi kebannggan Indonesia. Jadi, seharunya kitalah yang melestarikan budaya kita. Jadi, inilah waktunya buat kita, pemuda, untuk (minimal) lebih mengapresiasi budaya yang kita punya sebelum kita harus jauh-jauh belajar ke negeri asing hanya untuk belajar budaya yang sebenarnya budaya kita sendiri.

Referensi :
http://umum.kompasiana.com/2009/08/26/budaya-indonesia-sudah-mendunia

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda



Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi sangat cepat masuk ke dalam lingkungan masyarakat, yang paling mencolok adalah di kalangan generasi muda saat ini. Hal ini sangat terlihat dari kehidupan anak muda sehari-harinya. Pengaruh globalisasi ini malah membuat mereka kehilangan kepribadian diri sebagai warga Negara Indonesia. Hal ini bisa diamati dari :

Cara berpakaian remaja-remaja saat ini. Mereka berpakaian dan berpenampilan seperti selebriti yang cenderung ke budaya barat. Seperti memakai pakaian yang minim bahan dan ketat. Padahal cara berpakaian tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Dan banyak pula gaya rambut mereka yang dicat dengan berbagai warna. Banyak orang lebih suka meniru tingkah laku dan cara berpenampilan orang lain ketimbang menjadi diri sendiri. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Sehingga terlihat mereka menutupi identitasnya sendiri dengan menjadi orang lain.

Dari perkembangan teknologi saat ini, internet merupakan hal yang sangat pesat perkembangannya. Karena internet dapat memberikan informasi tanpa batas dan siapapun bisa mengaksesnya tanpa terkecuali anak muda. Jika internet digunakan dengan baik dan semestinya, maka akan berdampak postif dan berguna, tetapi jika sebaliknya hal itu malah membuat kerugian. Seperti membuka situs-situs porno. Hal itu sangat merugikan diri sendiri kalau kita tidak memanfaatkan teknologi internet dengan semestinya.

Dilihat dari sikap, ada anak muda yang tidak kenal sopan santun dan cenderung bersikap cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Terkadang mereka bersikap anarkis, seperti misalnya ada geng motor yang melakukan tindak kekerasan yang mengganggu ketentraman masyarakat.
Bagaimanapun, pengaruh-pengaruh di atas tidak boleh dibiarkan. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
·         Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1.      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

Referensi :
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara

Pengaruh Globalisasi di Indonesia


·         Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
·         Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar  luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Namun, kita juga harus menyaring mana yang harus diikuti dan tidak. Karena globalisasi memiliki dampak positif dan negatifnya. Sehingga berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di suatu Negara termasuk Indonesia.

·         Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.      Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.      Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.      Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

·         Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.      Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2.      Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.      Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.      Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.      Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh-pengaruh tersebut memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme.  Tetapi bisa menimbulkan kurangnya rasa nasionalisme. Karena globalisasi membuka pikiran kita secara global, sehingga terkadang sesuatu dari luar negeri bisa memberikan manfaat untuk diterapkan di Indonesia. Padahal belum tentu bisa disesuaikan di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Referensi :
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara

Bom Bunuh Diri Meresahkan Masyarakat.

Indonesia diwarnai dengan berita pengeboman lagi. Apa sebenarnya yang dicari oleh pelaku bom bunuh di beberapa daerah belakangan ini?? Yang pasti tindakan bodoh tersebut hanya membuat masyarakat Indonesia resah dan sangat merugikan warga Negara Indonesia. Dalam islam sendiri bunuh diri itu sangat ditentang oleh agama. Biasanya pelaku yang melakukan bom bunuh diri itu sudah dicuci otaknya. Sehingga apa yang benar menurut aqidah dan nalar menjadi terbalik. Saya juga tak habis pikir kenapa begitu mudahnya pelaku tersebut dicuci otaknya. Pemahaman akan agama harus ditingkatkan agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang pada akhirnya merugikan diri sendiri dan orang lain.

Mungkinkah angka pengagguran dan kemiskinan di Indonesia bisa berkurang??


Saat ini tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Kemiskinan dan pengangguran adalah hal yang saling beriringan. Kemiskinan bisa dimulai karena banyaknya pengagguran saat ini. Karena tidak mempunyai pekerjaan yang layak seseorang bisa mengalami kemiskinan dan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sebenarnya Indonesia memiliki luas wilayah yang luas dan sumber daya alam yang melimpah, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mecari pekerjaan. Seperti pada lahan pertanian yang luas dan kekayaan alam yang lainnya. Namun, kemiskinan terjadi karena sumber daya manusia yang kurang dan kesempatan sangat kecil  akan tetapi juga karena kurangnya skill atau keahlian yang dimiliki seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Seperti kita lihat di daerah pedesaan masih kurangnya kesempatan untuk bekerja. Paling tidak mereka hanya bisa bertani dan melaut untuk menafkahi keluarga mereka. Pengangguran dan kemiskinan ini merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti memberikan pelatihan keahlian, memperbanyak lapangan kerja, dan sebagainya. Bantuan Langsung Tunai yang saat ini diberikan mungkin tidak akan efektif untuk mengurangi angka kemiskinan, mereka yang tak memiliki pekerjaan hanya mengandalkan BLT tersebut. Seharusnya masyarakat ikut andil dalam rangka mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta meningkatkan pembangunan nasional. Hendaknya pemerintah memperhatikan hal tersebut agar tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia bisa berkurang, dan Negara kita bisa menyaingi Negara-negara maju lainnya yang angka kemiskinan dan pengangguran relatif kecil. 

BATIK


Siapa yang tak kenal batik? Tentunya kita sebagai warga negara Indonesia mengenal batik. Yang kita tahu, banyak sekali macam-macam batik yang ada. Mulai dari corak warna serta jenis batik dari berbagai di Indonesia.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik Cirebon bermotif mahluk laut
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Kesimpulan :
Batik merupakan kerajinan yang menjadi warisan yang bisa dilestarikan dan menjadi salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia. Jadi, kita sebagai pewarisnya harus melestarikan batik agar terus ada, dikenal sehingga tidak diakui oleh Negara lain.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Batik