Di
negara Jordania kota Raouf, seorang ibu bernama Rafia dengan 4 orang anaknya
tinggal dipedalaman kota kecil di sebuah tenda tanpa listrik, penghangatan dan
cahaya hanya didapat dari tungku api,suami yang sakit menyebabkan Rafia harus
berganti peran menjadi tulang punggung keluarga. Departemen lingkungan Jordania
bekerja sama dengan Barefoot education India membuka lowongan kepada wanita di
kota Raouf untuk ikut Kursus pengembangan pembuatan sirkuit penerangan dengan
energy matahari, Rafia mendaftarkan diri, meninggalkan suami dan 4 anaknya,
pergi ke India mengembangkan diri selama 6 bulan waktu yang lama untuk seorang
ibu meninggalkan suami dan anaknya .Tamat kursus Rafia kembali ke desanya di
Raouf, dengan ilmu yang dia dapat dikembangkannya desa tempat ia tinggal
menjadi desa berpenerangan matahari,Rafia menjelma menjadi pelopor ibu bekerja
membantu perekonomian keluarga,desanya menjadi salah satu desa terbaik di
Raouf, Rafia sekarang tidak lagi hidup ditenda, dengan uang yang ia dapat dari
mengajarkan pembuatan sirkuit solar energy, Rafia mampu membeli rumah tempat
Rafia membuka bisnisnya dibantu anak dan suaminya, perekonomian keluarga
menjadi lebih baik….rasa cinta mengubah ekonomi keluarga…(taken from :why
poverty bbc documentary).
Dari
cerita singkat tersebut, kita harus belajar cara ibu kita mencintai dan
mengasihi anak-anaknya. Tidak lain, agar kita juga dapat lebih empati dan
menghormati ibu kita. Karena suatu saat kita juga menjadi orang tua dari
anak-anak kita. Sebagai balasan kita kepada ibu, sudah sepatutnya kita pun
harus menumbuhkan kasih sayang dan cinta yang besar kepada beliau. Kita wajib
menghargai setiap tetesan darah dan keringat ibu dalam merawat dan membesarkan
kita dengan cinta kita yang tulus dan dalam kepadanya. Agar, kita pun bisa
menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita kelak.
Diriwayatkan
bahwa ada seorang seorang perempuan miskin datang menemui Aisyah r.a. “Ia
membawa dua orang anak perempuan. Aku memberikan tiga butir kurma kepadanya.
Ia memberikan dua butir kurma kepada anaknya. Ia bermaksud untuk memakan
sisanya. Tetapi kedua orang anaknya berusaha merebutnya, sehingga kurma itu pun
jatuh dari tangannya. Akhirnya, perempuan itu tidak makan kurma satu butir pun.
Aku terpesona dengan perilaku perempuan itu. Aku ceritakan peristiwa itu kepada
Rasulullah saw. Ia bersabda; “Barangsiapa yang mendapat ujian atau
menderita karena mengurus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada
mereka, maka anak-anaknya akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka.” (H.R.
Bukhari, Muslim, dan Turmudzi)
Perjuangan
yang beliau lakukan begitu besar untuk anak-anaknya. Terkadang kita tidak
menyadarinya. Ibu adalah sosok yang kuat dan sabar. Beliau tanpa pamrih
mengasuh anak-anaknya hingga besar dan menjadi anak yang sukses. Peran ibu
sangatlah penting dalam kehiduan kita. Terkadang kita tidak mengetahui
perjuangan apa saja yang beliau lakukan untuk kita. Karena biasanya seorang ibu
tidak ingin membuat anaknya sedih, dan selalu ingin membahagiakan anak-anaknya
walau terkadang beliau harus bersusah payah. Subhanallah.. betapa besarnya
cinta ibu kepada kita.
Saya juga berpikir bahwa
sesuksesnya seorang anak tidak akan dapat membalas jasa seorang ibu kepada
anaknya. Cinta dan kasih sayangnya tidak bisa dibayar dengan materi. Namun,
yang bisa kita lakukan adalah menghormatinya, membuat beliau bahagia dan tidak
membuatnya sedih.
Yakinlah bahwa ibu tidak mencintai kita selama
kita masih hidup, tapi ibu akan mencintai kita selama hidupnya. Subhanallah.
Semoga kita semakin mencintai ibu kita dan menghormatinya.
Sumber :
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/22/kasih-ibu-sepanjang-masasebuah-refleksi-518960.html
http://osolihin.net/kasih-sayang
Sumber :
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/22/kasih-ibu-sepanjang-masasebuah-refleksi-518960.html
http://osolihin.net/kasih-sayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar