28/04/13

Belajar Cinta dari Seorang Ibu kepada Anak-anaknya




Di negara Jordania kota Raouf, seorang ibu bernama Rafia dengan 4 orang anaknya tinggal dipedalaman kota kecil di sebuah tenda tanpa listrik, penghangatan dan cahaya hanya didapat dari tungku api,suami yang sakit menyebabkan Rafia harus berganti peran menjadi tulang punggung keluarga. Departemen lingkungan Jordania bekerja sama dengan Barefoot education India membuka lowongan kepada wanita di kota Raouf untuk ikut Kursus pengembangan pembuatan sirkuit penerangan dengan energy matahari, Rafia mendaftarkan diri, meninggalkan suami dan 4 anaknya, pergi ke India mengembangkan diri selama 6 bulan waktu yang lama untuk seorang ibu meninggalkan suami dan anaknya .Tamat kursus Rafia kembali ke desanya di Raouf, dengan ilmu yang dia dapat dikembangkannya desa tempat ia tinggal menjadi desa berpenerangan matahari,Rafia menjelma menjadi pelopor ibu bekerja membantu perekonomian keluarga,desanya menjadi salah satu desa terbaik di Raouf, Rafia sekarang tidak lagi hidup ditenda, dengan uang yang ia dapat dari mengajarkan pembuatan sirkuit solar energy, Rafia mampu membeli rumah tempat Rafia membuka bisnisnya dibantu anak dan suaminya, perekonomian keluarga menjadi lebih baik….rasa cinta mengubah ekonomi keluarga…(taken from :why poverty bbc documentary).

Dari cerita singkat tersebut, kita harus belajar cara ibu kita mencintai dan mengasihi anak-anaknya. Tidak lain, agar kita juga dapat lebih empati dan menghormati ibu kita. Karena suatu saat kita juga menjadi orang tua dari anak-anak kita. Sebagai balasan kita kepada ibu, sudah sepatutnya kita pun harus menumbuhkan kasih sayang dan cinta yang besar kepada beliau. Kita wajib menghargai setiap tetesan darah dan keringat ibu dalam merawat dan membesarkan kita dengan cinta kita yang tulus dan dalam kepadanya. Agar, kita pun bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita kelak.


Diriwayatkan bahwa ada seorang seorang perem­puan miskin datang menemui Aisyah r.a. “Ia membawa dua orang anak perempuan. Aku mem­berikan tiga butir kurma kepadanya. Ia memberikan dua butir kurma kepada anaknya. Ia bermaksud untuk memakan sisanya. Tetapi kedua orang anaknya berusaha merebutnya, sehingga kurma itu pun jatuh dari tangannya. Akhirnya, perempuan itu tidak makan kurma satu butir pun. Aku terpesona dengan perilaku perempuan itu. Aku ceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah saw. Ia bersabda; “Barangsiapa yang mendapat ujian atau menderita karena meng­urus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya akan menjadi peng­halang baginya dari siksa neraka.” (H.R. Bukhari, Muslim, dan Turmudzi)

Perjuangan yang beliau lakukan begitu besar untuk anak-anaknya. Terkadang kita tidak menyadarinya. Ibu adalah sosok yang kuat dan sabar. Beliau tanpa pamrih mengasuh anak-anaknya hingga besar dan menjadi anak yang sukses. Peran ibu sangatlah penting dalam kehiduan kita. Terkadang kita tidak mengetahui perjuangan apa saja yang beliau lakukan untuk kita. Karena biasanya seorang ibu tidak ingin membuat anaknya sedih, dan selalu ingin membahagiakan anak-anaknya walau terkadang beliau harus bersusah payah. Subhanallah.. betapa besarnya cinta ibu kepada kita.

Saya juga berpikir bahwa sesuksesnya seorang anak tidak akan dapat membalas jasa seorang ibu kepada anaknya. Cinta dan kasih sayangnya tidak bisa dibayar dengan materi. Namun, yang bisa kita lakukan adalah menghormatinya, membuat beliau bahagia dan tidak membuatnya sedih.
Yakinlah bahwa ibu tidak mencintai kita selama kita masih hidup, tapi ibu akan mencintai kita selama hidupnya. Subhanallah. Semoga kita semakin mencintai ibu kita dan menghormatinya.

Sumber :
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/22/kasih-ibu-sepanjang-masasebuah-refleksi-518960.html
http://osolihin.net/kasih-sayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar